Malam
selanjutnya setelah acara peringatan Haul Abah KH. Muhammad Sobari Ke-4, beliau
Ning Khadijah Kafabihi atau yang lebih akrab disapa dengan Ning Dijah
memberikan mauidhotul hasanah untuk motivasi mbak-mbak santri Al-Hikmah
khususnya yang menghafal Al-Qur’an. Acara yang singkat namun bermakna ini berlangsung di aula Ashofa gedung B
Pondok Pesantren Al-Hikmah, Kedaton, Bandar Lampung, Pukul 20.00 WIB, Minggu
(27/03/2022).
Ngendikane
beliau mengutip dari mbah Maimun Zubair bahwa anak perempuan kalau bisa punya
pegangan hafalan Al-Qur’an, karena kalau tidak jika dirumah nganggur pinginnya
mainan hp dan mengosip. Bagusnya menghafal Al-Qur’an itu jika mampu, yaitu
mampu membaca dengan makhroj yang bagus dan tajwidnya benar.
Menghafal
itu tidak wajib yang wajib adalah membaca Al-Qur’an dengan benar dan memenuhi
hak-hak bacaannya. Karena sampai sepuh pun tetap wajib membaca Al-Qur’an dengan
benar. “Memang susah menghafal Al-Qur’an namun sudah dijanjikan oleh Allah
balasannya tidak hanya didunia tetapi sampai di akhirat, dan jangan pernah
mengharap balasan di dunia”. Ucap Ning Dijah.
Di
pondok ini merupakan kesempatan. Santri sangat beruntung karena memiliki guru
yang sanadnya sudah terjamin. Jika di pondok kita harus memiliki hati yang
senang, karena orang yang menuntut ilmu itu didoakan oleh semua hewan di dunia
ini. Hati senang, itu jadi kerasannya di pondok. Memang belajar di pondok harus
lama, bertahun-tahun, jauh dari rumah, karena kalau dirumah saja godaannya
lebih berat terutama hp.
Memang
susah menghafal Al-Qur’an maka perlu tau waktu-waktu yang mudan untuk menghafal
seperti 1\3 malam, setelah solat tahajud bisa digunakan untuk hafalan. Jika
merasa susah jangan ditinggal tapi harus lebih sering dideres. “karena jika
sudah terlanjur nyemplung di Al-Qur’an tanggung jawabnya itu sampai mati”. Ucap
beliau.
Jika
merasa belum mampu untuk menghafal diseringkan binadzhor, ditargetkan berapa
bulan khatam baca Al-Qur’an nya.
Mbah
Arwani guru Al-Qur’an nomer 1 di Indonesia ayahnya itu mbah Amin Said, mbah Amin
ini bukan seorang yang hafal Al-Qur’an beliau itu penjual kitab tapi selalu
menghatamkan Al-Qur’an berapa hari sekali. “Itulah mengapa pentingnya deres
Al-Qur’an, jika bukan kita yang ngapal semoga nanti anak cucu kita”. Papar Ning
Dijah.
Tahun
2009 Ning Dijah tabarukan di Mesir dengan para Syeikh, beliau dipeseni sama
syeikh yang mengajarnya bahwa 1 hari itu harus hatam 2 juz dengan cara tartil.
“Dan Alhamdulillah sampai sekarang saya masih istiqomah, jika hari ini saya tidak
hatam 2 juz maka menjadi hutang di hari berikutnya agar kirta semangat le
nderes” ucap beliau.
Makin
banyak deres, makin banyak barokah.
Beliau
bercerita ada orang 1 satu hari deres 1 juz, keosokannya merasa luang nambah
menjadi 2 juz dan seterusnya sampai beliau bisa deres 1 hari 10 juz. “Namanya
berkah memang tidak bisa dinalar, berkah juga bisa lumeber ke orang tua kita
rezekinya jadi lancar itu dawuh mbah saya” ucap Ning Dijah.
Pesen
dari mb Kholil Bangkalan, perempuan harus memiliki hati yang ikhlas, baik,
karena puncak baik anak itu nurun dari ibunya. Contohnya seperti mbah Maidah Sarang
punya santri, tiap malam beliau membersihkan selokan, menyalakan air agar
santrinya enak untuk solat, maka beliau memiliki keturunan yang solih solihah
itu buah dari keikhlasan.
Dengan
menghafal Al-Qur’an kita bisa lebih melatih diri untuk sabar, ikhlas, “Rekosone
wong le ngapal Al-Qur’an insyaAllah mulyo urip dunia akhirate” ucap Ning Dijah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar